TUJUAN NIKAH.


Tanya:
“Ada asap karena ada api,” demikian saya memulai pertanyaan ini. Gus Yusuf dari ungkapan tadi tentunya kita tahu ada sebab ada musabab, lha nikah kalau mamang itu aturan dari Allah swt. lantas kenapa Allah mengatur sedemikian rupa kehidupan manusia, apa sebenarnya tujuan Dia mensyariatkan nikah?
Dari Abdullah, Kulon Kali.

Jawab:
 Ya.. saya setuju dengan salah ungkapan itu, memang benar kalau Allah swt. bukan hanya membuat aturan, tapi Dia lebih kuasa atas segalanya untuk menentukan apa tujuan Allah membuat aturan bernama pernikahan, dan banyak sekali tujuan-tujuan yang belum kita ketahui. Yang jelas nikah adalah sebagai jalan-Nya untuk memuliakan manusia, baiknya saya tuturkan saja secara garis besar beberapa tujuan pokok pernikahan, di antaranya yaitu:

Menjaga keturunan.
Perbedaan yang paling mendasar antara manusia dengan makhluk yang lainnya adalah potensi akal yang dimilikinya, dengan akal tersebut manusia dapat membedakan yang baik dan buruk. Dengan akal pula manusia menerima sekaligus mengamalkan ilmu yang dia dapat. Potensi yang Allah swt. anugerahkan ini bukanlah pemberian yang baku dan seragam, pada tiap manusia memiliki kekuatan dan kualitas akal yang berbeda, dan dari perbedaan ini beragam macam pula daya akal dalam menerima ilmu dan hidayah. Kombinasi antara akal dan nafsu yang dimiliki manusia serta keberadaannya sebagai makhluk sosial berbuah naluri mempertahankan diri untuk senantiasa hidup dan bisa diterima dalam komunitasnya.

Nah, naluri alamiyah ini mambawa kecenderungan manusia untuk bertahan dan melanjutkan generasi. Antara nafsu dan akal ibarat dua kutub yang saling tarik menarik, keduanya memiliki kekuatan yang signifikan dalam mempengaruhi kehidupan manusia, bila nafsu lebih dominan menguasai diri maka prilaku yang timbulpun bercorak anarkhis dan negatif. Sebaliknya bila akal -lebih tepat dikatakan hati- lebih mendominasi dalam diri manusia, maka karakter yang munculpun positif dan ketinggian akhlak.

Menghilangkan sesuatu yang Madlorot (berbahaya).
 Membahas manusia memang tidak ada habisnya, keunikan, kehebatan bahkan ketinggian derajatnya di hadapan Allah swt. kiranya menjadi bukti yang paling nyata akan keunggulan manusia dibanding makhluk apapun. Ada tiga alam dalam diri manusia, pada saat kita menyetuh komputer, maka kita akan menyadari ada Jenggereng (bentuk) komputer beserta kode-kode yang tampak pada monitornya. Inilah alam indrawi yang kita rasakan dan alam ini pula yang dialami oleh hewan, terlepas apakah mereka memahami atau tidak. Pemahaman dan tanggapan yang kita berikan terhadap kode atau tulisan yang ada pada monitor adalah alam lain yang dimiliki manusia. Itulah yang menunjukkan kehadiran alam lain dari alam indrawi sebelum ini, serta melebihi tingkatannya. Selanjutnya kita akan berfikir diri kita dan tentang sesuatu yang ada di dalamnya, atau dorongan untuk melakukan sesuatu entah baik atau buruk, lebih jauh pada kesadaran bahwa ada alam di atas kita bahkan ada Tuhan yang menciptakan kita. Alam ketiga ini yang oleh imam Ibnu Khaldun bisa pula dibuktikan dengan mimpi yang tidak kita pikirkan sebelumnya, lalu menjadi terbukti dalam alam nyata.

Pada alam kedua manusia, disitulah Allah swt. meletakkan Qolbu (hati, perasaan) dan nafsu, pada wilayah ini manusia dituntut memanage (mengatur) keberadaan dua potensi yang sama-sama kuat mempengaruhi kehidupan. Lemahnya hati untuk mendekatkan diri pada Allah, adalah kesempatan bagi iblis utuk memenangkan hawa nafsu, banyak sekali media yang digunakan iblis untuk menghancurkan manusia, diantaranya adalah nafsu syahwat.

Nikah yang Allah swt. ajarkan adalah salah satu management nafsu syahwat, karena dampak yang pertama kali muncul bila nafsu ini bebas berkuasa adalah kehendak untuk menyalurkan semua keinginan dengan menghalalkan segala cara. Dengan nikah Allah swt. bermaksud menghapus marabahaya ini dari diri manusia, dan menyelamatkannya dari jurang kenistiaan entah di dunia atau di akhirat kelak. Nabi saw. besabda:
ثَلاَثَةٌ حَقٌ عَلى اللهِ عَونُهُمْ الُمجَاهِدُ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَالُمكَاتَبُ الَّذِى يُرِيْدُ الاعْدآءَ والنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيْدُ العَفَافَ
“Ada tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah. Orang yang berjuang di jalan Allah, hamba sahaya yang berniat menebus dirinya dan orang yang nikah untuk melindungi kehormatannya.” (HR. Tirmidzi) 

Sumber kenikmatan
Sungguh sempurna anugerah kenikmatan yang Allah swt. curahkan pada tiap-tiap makhluk-Nya, mestinya semua makhluk akan berbeda “cara” merasakan nikmat tersebut, kambing tidak akan iri disaat melihat manusia tidur di atas spring bed karena mungkin dia sudah merasakan kenikmatan luar biasa di saat tidur di atas tumpukan rumput, dan kenikmatan berhubungan seksual tidak jauh berbeda dengan contoh di atas. Diantara nikmat yang tak akan terhitung jumlahnya, kenikmatan yang akan terus terbawa sampai akhirat adalah nikmatnya berhubungan seksual, kelebihan yang Allah swt. berikan hanya kepada manusia, dan hanya dengan pernikahan yang sah kenikmatan yang Dia berikan ini dapat dirasakan bukan hanya di dunia bahkan terus abadi kelak di surga-Nya.

Itulah tujuan-tujuan nikah yang dapat saya kemukakan, masih banyak tujuan lain yang belum saya tuturkan, tapi paling tidak tiga poin tadi sudah bisa mewakilinya, sekian dari saya, Wallahu A’lam.[]