ADA APA DENGAN CINTAKU?


Tanya:
Assalamu’alaikum warahmatullah. Kepareng matur, Gus Yusuf, aku pemuda 23 tahun, aku merasa janggal dengan diriku sendiri, sepatutnya laki-laki menyukai wanita tapi kenapa tidak buatku? aku tidak bisa mencintai lawan jenisku. Perasaan seperti ini sebenarnya sudah lama tumbuh dalam diriku, yaitu semenjak kelas 5 SD, saat itu aku begitu tertarik dengan guru agamaku, tiap kali bertemu dengannya entah kenapa jantung berdegup kencang. Ternyata perasaan itu tidak hilang sampai sekarang bahkan tambah menjadi. Gus Yus.. masihkah ada obat untukku? Aku tau apa yang aku alami tidak sesuai kodrat sebagai laki-laki yang tercipta untuk mencintai wanita, tapi kenyataan yang aku alami bukanlah persoalan yang mudah, aku mohon Gus Yusuf berkenan memberikan pengertian kepadaku berkenaan dengan problem yang aku hadapi, sekian terima kasih, Wassalam. Dari MB di kota T.

Jawab:
Wa’alaikum Salam wa Rahmatullah. Mas MB yang berbahagia, persoalan yang anda hadapi memang tidak lepas dari kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, saya ikut prihatin atas apa yang anda alami dan rasakan semoga dengan sedikit masukan dari saya ini paling tidak memberikan sedikit celah pintu keluar menuju  gelanggang kehidupan yang penuh misteri ini.

Pada dasarnya kita hidup di dunia ini berjalan dia atas taqdir atau nasib yang sudah digariskan oleh Allah swt. jauh dan sangat jauh sekali sebelum alam ini tercipta Dia sudah menggariskan semua ketetapan yang berkaitan dengan makhluknya, wong kiamat saja sudah ditetapkan toh!.

Petanyaannya kemudian, apakah kita hanya menunggu bertopang dagu menanti nasib? bukan begitu jawabannya, menyimak satu kisah suatu saat ada salah satu sahabat Rasul saw. sowan kepada beliau dan membiarkan untanya tidak diikat, melihat kejadian ini Rasul kemudian menegur kenapa unta tersebut tidak dicancang (ikat). Lalu sahabat tersebut menjawab, “aku lakukan demikian karena aku pasrahkan semuanya kepada Allah untuk menjaganya,” nah! kemudian dengan tangan beliau sendiri unta itu diikat lalu berkata, “ikatlah unta ini, barulah kamu pasrahkan urusannya kepada Allah.” Dari sini dapat dipahami bahwa adanya takdir atau nasib bukan berarti hidup kita hanya untuk menunggu dan menunggu, adalah kewajiban manusia untuk berikhtiar (usaha) karena pada hakikatnya ikhtiar adalah proses menjalani takdir itu sendiri, namun demikian kepastian dan hasil akhirnya adalah kekuasan mutlak Allah swt. sebagai hak preogratif-Nya.
يَمْحُوا اللهُ مَا يَشَآءُ وَ يُثبِتُ وَعِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتاَبِ
“Allah menghapuskan apa yang dikehendaki-Nya dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya dan di sisi-Nya ada Ummul kitab.” (QS. Ar-Ra`d: 39)

Persoalan yang anda hadapi adalah tentang kenyataan yang sangat pelik sekaligus personal, artinya yang bisa menakar, menilai dan memberi solusi justru dari anda sendiri tinggal manghitung seberapa besar niat dan kemauan anda untuk lepas dan bebas dari problem itu. Setahu saya ada beberapa faktor yang melatarbelakangi seperti apa yang alami, adakalanya trauma, lingkungan atau sekedar happy-happy belaka. Pada awalnya anda merasa ada kejanggalan dalam diri anda (saat kelas 5 SD, kira-kira umur sepuluh atau sebelas tahun) sebenarnya hal itu wajar-wajar saja, cuman yang jadi masalah anda terus memelihara rasa itu bertahun-tahun (sekitar sepuluh tahun) jadi sudah melalui proses pengendapan yang cukup lama dan akhirnya berubah menjadi sebuah watak yang mengakar.

Sekarang akibatnya (maaf) anda sulit menyukai lawan jenis, saya bersyukur mas MB masih mau dan berniat melepaskan diri belenggu itu, tapi anda pun perlu menyadari bahwa semua itu perlu waktu, proses dan semangat, karena itu tadi anda sudah memelihara rasa tersebut bertahun-tahun dan jangan sekali-sekali berbuat secara frontal dengan langsung memaksa untuk berubah secepat membalikkan telapak tangan karena justru akan berdampak negative nantinya, semuanya harus melalui proses sedikit demi sedikit

Pertama yakinkan bahwa penyimpangan yang demikian adalah perilaku yang terlarang dan ditentang bukan cuma agama tapi etika, dan masyarakatpun tidak ada yang menghendaki hal itu.
Kedua, biarkan nurani (suara hati yang paling dalam) anda berbicara bahwa semua itu tidaklah pantas.  Kemudian lanjutkan untuk mencoba melaksanakan kehendak nurani tersebut.
Ketiga adalah Haq (kebenaran muthlaq) kalau Allah swt. menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan ada siang ada malam, laki-laki dan perempuan, Jadi laki-laki diciptakan memang untuk menjadi pasangan wanita dan itu adalah kenyataan.
Keempat, mulailah pendekatan secara spiritual, adukan semuanya kepada Allah, senantiasa berdoalah kepada-Nya, perbanyaklah sholat malam dan istighfar, yakinkan kalau anda bisa sembuh dan bisa menjadi pria yang semestinya.

Mas MB ‘njenengan tidak usah jauh-jauh mencari obat penawar sakit anda ini. Obat tersebut sebenarnya sudah ada pada diri anda sendiri, ya…berupa ramuan niat dan semangat dengan harga sebuah pengorbanan. Obat itu bertempat di nurani anda dan pemilik kuncinya adalah Allah swt. mintalah kepada-Nya untuk dibukakan pintu hidayah agar terlepas dari penyakit yang anda derita ini, ingat pula bahwa do’a tanpa usaha itu sia-sia sedangkan usaha tanpa do’a itu hanya kesombongan belaka, bukankah segala penyakit itu ada obatnya? anda  masih hijau dan belia untuk menapaki hidup yang masih jauh akan anda tempuh, pergunakan kesempatan emas hidup ini untuk menjadi manusia yang mulia di sisi-Nya.

Demikian yang dapat saya sampaikan kurang lebihnya kami mohon maaf, semoga hidayah, inayah dan maghfiroh Allah swt. senantiasa mengiringi mas MB, Wallahu A’lam