KUTUNGGU DIRIMU…


Tanya:
Assalamu`alaikum, Gus Yusuf kepareng matur, aku gadis usia 24 tahun, saat ini aku sedang menghadapi berbagai problem pribadi, aku minta Gus Yusuf memberikan bimbingan. Seiring usiaku yang kian bertambah, aku mencintai seorang laki-laki. Di mataku dia adalah pria yang sempurna. Suatu saat dia berjanji akan meminangku, tapi sampai sekarang tidak sepatah katapun yang dia ucapkan tentang hubungan ini. Yang bisa kulakukan sekarang hanya menunggu dan menunggu, aku merasa seakan tidak ada pria lain yang dapat menggantikan posisinya di hatiku. Apakah yang aku lakukan ini benar Gus? Dan apakah dia itu jodohku? Amalan apa yang harus aku baca untuk meminta petunjuk kepada Allah? Sekian terima kasih, Wassalam. Dari Anisa Parakan Temanggung.

Jawab:
Wa’alaikum salam wa rahmatullah, Nisa.. Apa yang adik alami dalam kehidupan haruslah dipandang dari berbagai sisi dan arah, ingat! kedewasaan dalam berfikir seseorang ditandai dengan kematangan rasa dalam mempertimbangkan apa saja yang akan dikerjakan. Mencintai dan dicintai orang lain adalah hak tiap-tiap pribadi yang memiliki akal, cinta merupakan rahmat terbesar yang Allah swt. anugerahkan pada seluruh makhluk-Nya bukan hanya manusia. Ikatan yang adik alami akan semakin bermakna kalau tetap dalam koridor syari`at yang Allah swt. gariskan, paling tidak, adanya jaminan keselamatan dalam melangkah menuju ke ikatan yang sesungguhnya yaitu pernikahan. 

Dik Nisa, tidak boleh terus terpaku pada keadaan yang memaksa adik untuk diam, apa yang adik lakukan untuk menunggu (menggantungkan harapan) kepada satu orang, kalau hanya menambah beban dalam hati, bahkan berimbas pada kurangnya konsentrasi pada hal-hal yang lebih penting lainnya, saya kira akan terus menyeret adik sendiri ke dalam keterpurukan. Kalau adik belum sanggup untuk meminta kepastian darinya, kan bisa melalui orang lain, yang dapat dipercaya dan tentunya dekat dengan adik juga dekat dengan dirinya. Mintalah kepastian itu, agar adik tidak terus menunggu dalam keraguan. Dik Annisa tidak boleh terlalu sempit dalam memaknai cinta, memang benar ada ungkapan cinta butuh pengorbanan tapi dalam kenyataannya jangan sampai malah berubah menjadi semacam racun yang membutakan hati padahal seharusnya dengan cinta membuka pintu kalbu untuk beribadah kepada-Nya.

Kemudian kalau adik bertanya, ”dia itu jodohku atau bukan” jelas yang tahu hanya Allah swt. semata, tentunya adik sudah mengetahui kanyataan yang sebenarnya (Jodoh ditangan tuhan), maka saya harap jangan terlalu cemas atau menggantungkan harapan hanya kepada satu orang karena dia belum tentu pasangan yang Allah tuliskan buat adik, tapi ingat, tetaplah ikhtiar/berusaha baru kemudian bertawakkal dengan memasrahkan semuanya kepada Sang pemilik alam semesta.

Untuk amalan dan do’a-do’a bisa adik baca dalam buku “Menapak hidup baru” yang sudah banyak beredar, tinggal adik terus menanamkan keyakinan bahwa Allah pasti memberikan kemudahan bagi mereka yang selalu mendekat kepada-Nya. Demikian yang dapat saya sampaikan untuk dik Nisa, mudah-mudahan bermanfaat bagi adik dan minimal memberi setitik harapan bahwa semua persoalan pasti memiliki jawaban dan jalan keluar, demikian, Wallahu A’lam