ATAS NAMA SYAHWAT


Tanya:
Assalamu’alaikum, Gus Yusuf yang saya hormati perkenankan tulisan saya ini dibahas di Baiti Jannati. Untuk saat ini  saya masih menjadi aktifis salah satu organisasi kepemudaan, banyak sekali Fenomena baru yang saya temukan dalam perkembangan generasi muda  -Islam Khususnya-  sekarang ini, satu sisi mungkin kita bangga disaat delegasi Indonesia mampu berprestasi dalam event-event Internasional seperti yang belum lama ini diraih, yaitu juara Olimpiade MIPA di Singapura, tapi bila melihat sisi lain wajah generasi kita ini sungguh sangatlah memprihatinkan, masih hangat kita dengar kasus Video adegan syur dua siswa SLTA di Kendal, kemudian disusul dua pelajar SLTA Tegal, dan yang paling baru dua pelajar SLTA Ngawi Jawa Timur dan dua pelajar yang masih SLTP ikut-ikutan membuat “kenang-kenangan” katanya, itu baru contoh kasus yang terekspos media, belum yang ngga` ketahuan. Apakah ini semacam trend baru? Atau semata-mata mereka buta akan hukum Agama? kalau sekarang saja sudah kayak gini, bagaimana wajah Indonesia 10 atau 20 tahun yang akan datang? Lantas siapakah yang bertanggung jawab? Demikian semoga Gus Yusuf berkenan memberikan wacananya, Wassalam. Dari Nuriz Shovia Elsya Jogjakarta. 

Jawab:

Wa’alaikum salam wa rahmatullah, nanda Shovia, itulah kenyataan yang harus kita hadapi, ingat bahwa kehidupan dunia adalah persinggahan sementara manusia dan pada saatnya nanti manusia akan mengalami serangkaian penghitungan amal atas apa yang telah diperbuatnya selama di persinggahan ini, ya.. walaupun dunia hanya sekejap terlewati, tapi justru merupakan tempat menebar bibit amal yang nantinya akan dituai/panen dan dinikmati kelak di Akhirat ”Ad-Dunia Mazro`ah al-Akhiroh” demikian sabda nabi bahwa dunia adalah perkebunan akhirat.

Jadi kenyataan ini tidak boleh dipandang sebelah mata, dalam arti kita meremehkan hal ihwal kehidupan di dunia. Allah swt. Maha pemurah, dengan memberikan fasilitas kehidupan yang lebih dari sempurna, kenikmatan yang diberikan kepada makhluk-Nya sungguh merupakan anugerah tanpa pamrih, Dia memperkenankan seluruhnya kepada umat manusia untuk digunakan dan diambil manfaat serta hikmahnya. Hanya satu tujuan Allah swt. yaitu semata-mata untuk beribadah kepada-Nya, jadi semua fasilitas itu pun harus digunakan dengan dasar ibadah tidak lebih dari itu.

Sekarang kembali kepermasalahan nanda Shovia yang awal, bahwa generasi muda adalah sketsa sederhana akan kehidupan masa depan, padahal untuk saat ini -generasi Islam khususnya- sampai pada fase memprihatinkan seperti yang nanda khawatirkan. Banyak kita temukan di media masa beragam kasus pelecehan seksual dari yang terkecil (di Jogja pelaku anak kelas 6 SD) sampai dewasa -paling banyak terjadi- atau trend yang jelas-jelas menganut kebudayaan barat seperti Free Sex dan lain sebagainya. Mau tidak mau ini adalah salah satu bukti kekalahan kita atas penjajahan moral bangsa-bangsa barat. Kalau kita mau mengakui, meraka telah berhasil menjauhkan generasi muda dari nilai-nilai agama. Oleh karena itu bagi orang tua mestinya memberi perhatian lebih kepada anak-anaknya agar mereka tidak mudah terpengaruh dengan apa saja yang bisa merusak moral.

    Akhiron, nanda pasti tahu, banyak sekali cara Allah swt. mengangkat derajat manusia, kalau memang manusia diciptakan terbungkus Syahwat, bukankah Allah swt. memberikan jalan keluar berupa pernikahan untuk me-management Syahwatul Farji/kemaluan atau dengan syari`at puasa untuk membungkam Syahwatul Bathni/perut, sungguh dari ajaran ini Allah swt. akan mengangkat derajat makhluknya yang termulia bernama manusia, dan saya berharap nanda bisa terus mengikuti perkembangan moralitas generasi muslim kini dan yang akan datang, agar nantinya bisa menjadi koreksi yang valid demi sebuah kemajuan.
لَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنسَانَ فِى اَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. ثُمَّ رَدَدْناَهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَ. إِلاَّ الَّذِيْنَ آمنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُون
 “(4)Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.  (5) Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). (6) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. at-Thin: 4 – 6).

Demikian semoga bermanfaat untuk nanda, sekian, Wallahu A’lam.